Tangerang – Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi yakin dapat menang di Banten pada Pemilu Presiden 2019. Menurut Jokowi, dalam survei terakhir kubunya masih kalah 9 persen di Banten. Ia mengingatkan kepada pendukungnya untuk kerja keras.

“Saya Insya Allah survei lagi Desember, saya yakini sudah berubah karena sudah ada kesanggupan-kesanggupan dari keluarga besar Tubagus Chasan Sochib,” kata Jokowi, dalam Konsolidasi Tim Kampanye Daerah, Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Banten, di ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Ahad 4 November 2018.

Dukungan dari keluarga Tubagus Chasan Sochib kepada pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin pada Sabtu, 3 November 2018 oleh Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.

Almarhum Tubagus Chasan Sochib dikenal sebagai Jawara Banten. Ia pernah berujar “Sayalah gubernur jenderal”. Kalimat itu dilontarkan setelah Chasan mengantarkan pasangan Djoko Munandar – Ratu Atut sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pada 2001.

Ratu Atut kemudian menjadi Gubernur Banten. Namun ia terseret kasus korupsi dan divonis 12 tahun penjara. Ratu Atut meneruskan dinastinya lewat sang anak Andika Hazrumy yang kini menjadi Wakil Gubernur Banten.

Jokowi yakin dengan dukungan keluarga Chasan Sochib, elektabilitasnya di Banten bakal naik. “Insya Allah Desember nanti berubah karena para ulama, kiai siap menyampaikan tekad yang sama karena kita tahu Calon Wapres Ma’ruf Amin adalah putra asli provinsi ini,” ujar Jokowi.

Jokowi mengakui bahwa menurut survei internalnya, dukungan masyarakat desa kepada dirinya dan Ma’ruf Amin tidak goyah setahun belakangan. “Mereka diterpa isu apa saja tidak goyah, kalau orang kota masih goyah karena orang kota pegang gadget, handphone, jadi gampang kena hoax di media sosial, banyak diterpa kabar bohong,” katanya lagi.

Jokowi pun membantah sejumlah isu yang menerpa dirinya misalnya melakukan kriminalisasi ulama dan anti-Islam selama menjabat sebagai Presiden 2014-2019. “Saya tiap hari keluar masuk pesantren, tidak tahu berapa ratus berapa ribu pesantren yang saya masuki, kok di balik-balik begitu. Sekarang cawapresnya sudah topnya ulama, Prof Ma’ruf Amin Ketua MUI, tapi sekarang sudah tidak ada yang berani bicara tadi,” ungkap Jokowi.

Ia pun meminta agar politik harus dilakukan secara beretika. “Kalau sudah dijelaskan, rakyat akan mengerti bahwa pemerintah sudah kerja keras,” kata Jokowi lagi. (Tempo.co/Rmd)