Apresiasi yang tinggi dan rasa bangga disampaikan oleh Gubernur Banten H. Wahidin Halim atas disematkannya gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo terhadap pahlawan nasional asal Banten Brigjen KH Sjam’un. Atas hal tersebut, Gubernur mengajak seluruh masyarakat Banten agar senantiasa menumbuhkan semangat perjuangan dengan meneladani sosok Brigjen KH Sjam’un.
Hal tersebut disampaikan Gubernur saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan tahun 2018 di Taman Makam Pahlawan, Ciceri, Kota Serang pada Sabtu (10/10/2018). Dalam kesempatan ini, turut hadir di antaranya Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Banten Happy Hadiastuty, Kapolda Banten Brigjen Pol Teddy Minahasa Putra, Komandan Korem 064 Maulana Yusuf Kolonel Czi Budi Hariswanto, Komandan Grup 1 Kopassus Kolonel Inf Lucky Avianto, Pj Sekda Banten Ino S. Rawita, Pj Wali Kota Serang Ade Aryanto dan Wakil Bupati Tangerang Mad Romli.
Gubernur menjelaskan Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta telah menetapkan Brigjen KH Syam’un sebagai Pahlawan Nasional melalui keputusan Presiden RI No. 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018 yang diserahkan langsung kepada keluarga besar Brigjen KH Syam’un.
Gubernur berharap dalam momentum tersebut apa yang diberikan kepada Brigjen  KH Syam’un, dapat memotivasi masyarakat Banten untuk bisa mentauladani perjuangan beliau.
Seperti diketahui, Brigjen KH Sjam’un merupakan pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, Kota Cilegon. Beliau lahir pada 5 April 1894 dari pasangan taat beragama H. Alwiyan dan Hj. Hajar. Brigjen KH Syam’un masih keturunan dari KH Wasid, tokoh “Geger Cilegon” 1888 saat perjuangan melawan Pemerintah Kolonial Belanda.
Pada umur 11 Tahun, KH Sjam’un melanjutkan studi ke Mekkah (1905-1910) dan berguru di Masjid Al-Haram tempat ahli-ahli ke-Islaman terbaik di dunia berkumpul membagi ilmu. Pendidikan akademinya dilalui di Al-Azhar University Cairo Mesir (1910-1915). KH Sjam’un pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah gerakan pemuda bentukan Jepang. Dalam PETA, jabatan KH Sjam’un adalah Dai Dan Tyo yang membawahi seluruh Dai Dan I PETA wilayah Serang.
Selama menjadi Dai Dan Tyo KH Sjam’un sering mengajak anak buahnya untuk memberontak dan mengambil alih kekuasaan Jepang. Keterlibatan KH  Sjam’un dalam dunia militer mengantarkannya menjadi pimpinan Brigade I Tirtayasa Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian berganti menjadi TNI Divisi Siliwangi.