Lebak – Persediaan pangan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten melimpah di tengah pandemi COVID-19 dari hasil panen padi huma juga bantuan program sembako dari Kementerian Sosial. “Kami menyimpan persediaan pangan untuk konsumsi anggota keluarga relatif cukup,” kata Santi salah seorang ibu rumah tangga warga Baduy seperti dikutip dari Antaranews.com Selasa, 23 Maret 2021.

Masyarakat Badui hingga kini belum pernah mengalami kerawanan pangan maupun kelaparan, karena setiap tahun bisa memanen padi huma di ladang. Panen padi huma itu, nantinya puluhan sampai ratusan ikatan gabah disimpan melalui rumah lumbung atau “leuit”, di mana leuit itu sebagai sumber rumah ketersediaan pangan.

Masyarakat Badui jika pailit akibat terserang hama penyakit tanaman yang mengakibatkan gagal panen, tentu persediaan gabah yang ada di leuit dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga. “Semua permukiman Badui itu banyak leuit-leuit yang biasanya didirikan di belakang rumah guna memenuhi ketersediaan pangan,” katanya.

Warga lainnya, Kudil warga Badui yang juga tetangga Santi mengaku dirinya hingga kini persediaan pangan melimpah dan tidak pernah membeli beras, bahkan bantuan sembako dari Kemensos berjalan lancar.

Bahkan, hasil panen padi huma tahun 2020 melimpah disimpan di rumah lumbung pangan dan belum pernah digunakan. Meski masyarakat Badui bercocok tanamnya di lahan ladang atau kebun, tetapi produksi pangan surplus dan mencukupi konsumsi keluarga. “Kami bersama dua anak dan isteri hingga kini belum pernah beli beras,” katanya.

Sementara itu, Jaro Saija, Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sampai saat ini warganya belum pernah terjadi kerawanan pangan karena hasil panen padi huma melimpah.

Namun, saat ini masyarakat Badui mendapatkan 10 kg beras dari Kemensos, karena masuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pemberian beras itu tentu 4.000 KK atau 14.600 jiwa tersebar di 68 Kampung Badui Luar dan Badui Dalam dapat memenuhi ketersedian pangan juga mengurangi beban ekonomi. “Kami berharap jumlah penerima KPM untuk masyarakat Badui kembali ditambah,” ujarnya. (Antara/Red)