Cilegon – Berbagai fasilitas di Pelabuhan Merak rusak hingga kandasnya kapal tongkang di depan Mereka Beach Hotel terjadi dalam satu pekan terakhir, yang disebabkan cuaca buruk dan gelombang tinggi antara 1,5 meter hingga 2,5 meter di Selat Sunda.

Cuaca ekstrem pertama merusak movable bridge (MB) di Dermaga VI atau Dermaga Eksekutif. Gelombang tinggi membuat kapal tidak stabil saat sandar dan merusak MB, hingga tidak bisa digunakan untuk beberapa waktu.

“Dampak yang terjadi terhadap cuaca ekstrem di Pelabuhan Merak itu ada dermaga yang mengalami kerusakan, contohnya pada Dermaga VI, ada MB yang rusak atau patah as, akibat benturan kapal yang sandar, saat ini sudah beroperasi kembali,” kata Kepala BPTD Wilayah VIII Banten, Handjar Dwi Antoro, Selasa, 8 Februari 2022.

Kemudian ambrolnya talud di Dermaga VII akibat diterjang ombak besar. Kerusakan lainnya pada fender atau bantalan kapal untuk sandar di Dermaga VII. Saat ini masih dilakukan perbaikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak. “Kendaraan yang tertimpa truk, akibat gelombang tinggi juga, di dalam Kapal Jatra 2, (perjalanan) dari (pelabuhan) Bakauheni menuju Merak,” terangnya.

Kerusakan di Dermaga VI dan Dermaga VII selain karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, disebabkan juga tidak adanya break water atau pemecah gelombang. Jika pemecah gelombang itu ada, bisa mengurangi kuatnya arus ke kapal dan menghindari benturan badan kapal dengan dermaga. “Salah satunya itu (tidak ada break water), mereka berhadapan langsung dengan laut lepas, kalau dilihat dari sisi break water, idealnya memang perlu diredam,” katanya. (Guh/Ri)