Ilustrasi bencana alam. Sumber: Net

Lebak – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengimbau masyarakat Kabupaten Lebak di bagian selatan mewaspadai bencana alam sehubungan dengan meningkatnya curah hujan disertai tiupan angin kencang di daerah itu. “Peringatan kewaspadaan itu untuk mengurangi risiko kebencanaan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana seperti dikutip dari Tempo.co Senin, 9 November 2020.

Peringatan itu disampaikan menyusul longsor yang mengakibatkan empat rumah rusak berat di Kecamatan Cilograng dan angin kencang yang merusak lima rumah warga rusak di Cihara, Ahad, 8 November 2020.

Wilayah Lebak selatan rawan longsor, banjir, dan banjir rob, karena topografinya perbukitan, juga di bawah kaki Gunung Halimun Salak, aliran sungai, serta pesisir pantai.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di wilayah Banten dan sekitarnya berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kabupaten Lebak. “Kami minta warga waspada dan jika curah hujan tinggi sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman,” kata Nana.

Menurut dia, selama ini, korban bencana alam di wilayah Lebak selatan tidak menimbulkan korban jiwa. Namun diperkirakan kerugian hingga ratusan juta rupiah, termasuk longsor menimpa gedung SMAN 3 Cibeber dan rumah warga.

BPBD Banten mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat untuk mengurangi risiko kebencanaan dengan membuka Posko Kesiapsiagaan Mitigasi sehubungan dengan fenomena La Nina. Namun, kebutuhan peralatan evakuasi masih kurang, terutama kendaraan operasional sepeda motor.

Medan wilayah Lebak selatan cukup berat juga ditambah infrastuktur jalan yang buruk karena lokasinya perbukitan dan pegunungan. “Kami berharap kendaraan operasional sepeda motor dengan ditambah lima unit, karena yang ada hanya satu unit.” Katanya. (Ant/Tempo/Red)