Foto: Ist

Serang – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) melalui kuasa hukumnya Andi Syafrani melaporkan Detik.com ke Dewan Pers atas pemberitaan berjudul “Asal Cair Demi Gubernur Wahidin” dan “Ponpes Hantu Penerima Hibah” pada rubrik detikx .

“Ada dua berita pada rubrik DetikX Investigasi yang kami laporkan yaitu yang berjudul “Asal Cair Demi Gubernur Wahidin” dan “Ponpes Hantu Penerima Hibah”,” Kata Andi Syafrani dalam keterangan yang diterima Sigmainteraktif.com Ahad, 13 Juni 2021.

Andi menjelaskan bahwa laporan investigasi detik tentang dana hibah pondok pesantren Provinsi Banten dianggap telah merugikan kliennya. “Baik dari aspek judul maupun konten berita sangat terlihat upaya penggiringan opini yang tidak sesuai fakta dan sangat merugikan klien kami,” ujar Andi.

Menurut Andi, judul berita investigasi “Asal Cair Demi Gubernur Wahidin” justru tidak menggambarkan isi investigasi detik yang tidak berhasil membuktikan keterlibatan Wahidin Halim dalam isu korupsi dana hibah pesantren. “Investigasi tersebut berbeda dengan fakta yang sebenarnya, bahwa klien kami mendapatkan tuduhan fitnah yang tidak benar,” ujar Andi.

Selanjutnya menurut Andi, hasil investigasi tim detikX yang menyebutkan bahwa terdapat puluhan Pesantren fiktif di Kecamatan Padarincang dan Pabuaran, Kabupaten Serang juga terlihat spekulatif dan hanya berdasarkan berita hoax yang didapat dari hanya satu narasumber, yaitu Uday Suhada. Tim investigator detik tidak meneliti lebih jauh kebenaran informasi narasumber tersebut, untuk kemudian memframing hoax menjadi sebuah laporan investigasi. Padahal setelah dilakukan investigasi ulang dilapangan pesantren-pesantren yang disebutkan fiktif tersebut, ada wujudnya, serta kegiatan pesantren berjalan seperti layaknya sebuah pesantren.

“Jelas ini investigasi yang sembrono dan serampangan serta menyalahi kode etik jurnalistik. Laporan investigasi ini sekaligus telah menyinggung perasaan ulama-ulama pemilik pesantren diwilayah tersebut,” tegas Andi

Yang terlihat fatal menurut Andi adalah laporan investigasi kedua, yang menyebutkan salah satu pesantren diwilayah cipocok, yaitu pesantren Mambaul Ulum sebagai pesantren hantu, karena digambarkan hanya menemukan kuburan kosong. Faktanya Pesantren tersebut ada wujudnya, lengkap izin operasionalnya, dan aktifitas pesantren berjalan secara normal. “Hal ini jelas merugikan citra pesantren tersebut dimata masyarakat,” lanjut Andi. (Suh/Red)