Serang – Kawasan banten lama yang terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang banyak memiliki nilai sejarah tinggi yang mampu menarik wisatawan. Tujuan utama para wisatawan berkunjung ke banten lama biasanya untuk berziarah ke makam Sulthan Maulana Hasanuddin yang letaknya berdekatan dengan Masjid Agung Banten.

Namun, buruknya penataan Kawasan Banten Lama membuat banyak wisatawan yang kapok dan tidak mau datang kembali ke Banten Lama akibat penataan yang buruk. Bahkan saat ini Kawasan Banten Lama dinilai makin kumuh. a�?Kondisinya kumuh, Pedagang pun tidak tertata dengan rapi, belum lagi sikap petugas diarea peziarahan yang sering menggebrak-gebrak kotak amal, ini memprihatinkan,a�? kata Mufti Ali salah seorang Peziah asal Lampung kepada Sigmainteraktif.com Kamis, 21 Januari 2016.

Mestinya, kata Mufti, pengelolaan tempat peziarahan di Banten dilakukan dengan cara yang santun. Karena selain untuk menciptakan suasana khusyuk, juga menjaga citra masyarakat banten, bahkan Islam di mata umat lain. a�?Kebanyakan orang datang kesana itu untuk ziarah dan berdo’a, mestinya pengelola kawasan banten lama bisa lebih bijak dan tidak mengesankan hanya berebut soal kotak amal. Yang malu kita semua,a�? tegasnya.

Hal senada dikatakan Nurhumad Maliki, salah seorang peziah asal Kabupaten Tangerang. Menurutnya, Kawasan Banten Lama tidak dapat dipisahkan dari wisata Banten, karena Banten Lama adalah ikon Banten dan sudah mendunia. Karena itu yang harus dilakukan adalah Banten Lama harus ditata secara rapi dan dibersihkan. Selain itu kesadaran wisata masyarakat sekitar juga harus ditingkatkan agar ada rasa memiliki dan menjaga lokasi Kawasan Banten Lama. “Kalau mau jujur, banyak yang kapok datang ke Banten Lama. Kadang orang banten sendiri bingung ngejelasin kalau ada orang yang nanya,” katanya.

Maliki mengatakan, saat ini Masjid Agung dan Menara Banten kurang dikelola dengan baik, kolam yang ada di depan Masjid kumuh, tidak teratur dan bahkan menjadi ajang meraup keuntungan oleh warga setempat. Misalnya, saat akan memasuki kamar mandi Masjid dan Menara Masjid harus membayar karcis terlebih dahulu.

“Sekarang ini wisata Banten lama memerlukan perhatian khusus baik dari pemerintah atau maupun dari pengelola pariwisata di Banten. Selain itu, harus ada ketertiban para pedagang yang berjualan di sembarang tempat di sekitar Banten Lama,” katanya.

Menurutnya, Pariwisata Banten Lama memerlukan adanya peningkatan promosi yang masif dari pihak yang mengelola. Baik melaluiA� media cetak, televisi, OnlineA� dan radio. “Sarana-sarana yang dibutuhkan oleh para wisatawan seperti WC umum,A� restoran danA� tempat istirahat juga harus sediakan. Inikan ikon banten, harus dibenahilah,” katanya. (Cing/Sie)