Serang – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran terbuka di Provinsi Banten menempati urutan tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia, yaitu mencapai 8,25 persen. Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, pada Agustus 2018 tingkat pengangguran terbuka di Indonesia sebesar 5,43 persen. Berdasarkan provinsi, pengangguran terbuka tertinggi berada di Provinsi Banten, yaitu mencapai 8,25 persen.

“Seperti diketahui, Banten itu provinsi yang memiliki banyak industri, jadi banyak menarik pendatang ke sana, sehingga tingkat pengangguran terbuka di Banten 8,25 persen,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, dilansir Okezone, Senin, 5 November 2018.

Secara rinci, lima besar provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah Banten sebesar 8,52 persen, Jawa Barat sebesar 8,17 persen, Maluku 7,27 persen, Kepulauan Riau 7,12 persen dan Sulawesi Utara 6,86 persen.”Adapun tingkat pengangguran terbuka yang paling rendah ada pada Provinsi Bali sebesar 1,37 persen,” katanya.

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi ada pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 11,24 persen. Kemudian disusul tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,95 persen, Diploma I/II/III sebesar 6,02 persen, Universitas sebesar 5,89 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 4,80 persen, dan SD ke bawah sebesar 2,43 persen.

Pada bagian lain, BPS juga mencatat jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7 juta orang pada Agustus 2018. Posisi ini berkurang 40.000 orang dibandingkan Agustus 2017. “Tingkat pengangguran terbuka Agustus 2017 5,5% turun Agustus 2018 5,34 persen,” ujarnya.

Secara rinci dia menjabarkan, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 194,78 juta orang. Terdiri dari angkatan kerja sebesar 131,01 juta orang dan bukan angkatan kerja sebesar 63,77 juta orang. Pada angkatan kerja, sebanyak 124,01 juta penduduk Indonesia yang bekerja lalu sisanya menganggur.

Lebih lanjut, berdasarkan struktur lapangan pekerjaan utama, sektor pertanian mengalami penurunan. Hingga Agustus 2018, lapangan kerja sektor pertanian turun dari 29,68% menjadi 28,79 persen. “Itu suatu yang wajar karena kalau di ekonomi jumlah tenaga kerja pertanian semakin lama semakin berkurang yang sekarang ini masih beban berat untuk struktur ekonomi Indonesia,” katanya. (Kb/Rmd)