Foto: Net

Banten – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten meminta para nelayan di wilayah Lebak Selatan agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang mengundang kerawanan kecelakaan laut.

Kepala Seksi Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Banten, Sumardi mengatakan, pihaknya telah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan dini bagi nelayan di perairan Lebak Selatan guna mengurangi risiko kebencanaan. “Potensi gelombang tinggi berpeluang terjadi 4-6 enam meter, nelayan tradisional diharapkan tidak melaut,” ujarnya Selasa, 3 November 2020.

Menurut Sumardi, cuaca buruk yang melanda perairan Banten Selatan dan Samudra Hindia Selatan dapat menimbulkan kecelakaan laut. Apalagi, kata dia, nelayan pesisir kebanyakan tradisional dengan mesin tempel sehingga tidak kuat menahan gelombang di atas dua meter. “Kami mengimbau nelayan tidak melaut, karena cuaca buruk di perairan selatan Banten cukup membahayakan,” ujar Sumardi.

Menurut dia, nelayan pesisir selatan Lebak di antaranya terdapat di Tempat Pelelangan Ikan atau TPI Bayah, Panggarangan, Pulau Manuk, Tanjung Panto, Sawarna, Suka Hujan, Cihara, Binuangeun dan Bagedur.

Selama ini, cuaca di pesisir Lebak Selatan kurang bersahabat juga ditambah tiupan angin dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 10-30 km/jam, suhu udara berkisar antara 24 – 32°C dan kelembapan udara 60–95 persen.

Selain itu, intensitas curah hujan sedang hingga lebat disertai sambaran petir. Dengan demikian, kata dia, nelayan, masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekat pesisir selatan Lebak. “Peringatan kewaspadaan dini agar tidak menimbulkan korban kecelakaan laut,” ujar Sumardi.

Sementara itu, Juproni (60) nelayan TPI Bayah Kabupaten Lebak mengaku sudah sepekan lebih tidak berani melaut karena gelombang tinggi dan angin cukup kencang. Gelombang tinggi itu, kata dia, dikhawatirkan perahu miliknya rusak berat diterjang ombak. “Kami memanfaatkan waktu selama tidak melaut dengan melakukan perbaikan jaring alat tangkap,” katanya. (KB/Red)