Merak – PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry kembali mendatangkan dua unit kapal untuk melayani penumpang dilintasan pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni. Kedua kapal tersebut adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Labitra Karina milik PT Labitra dan KMP Salvino milik PT Surya Timur Line. Sebelum beroperasi, kedua kapal itu telah melakukan uji sandar di Dermaga V Pelabuhan Merak.

Dua kapal tersebut rata rata mampu mengangkut sebanyak 500 penumpang dan 100 unit kendaraan campuran. KMP Labitra Karina memliki berat kotor 5.012 Gross Ton yang di nahkodai Yogie A.M. Sedangkan, KMP Salvino memiliki berat kotor 3.979 Gross Ton.

Jurubicara PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Mario Sardadi Oetomo mengatakan, kedua kapal itu sudah melakukan uji coba kapal di Pelabuhan Merak pada Selasa, 22 Februari dan Rabu, 23 Februari 2016 kemarin. “Untuk KMP Labitra sudah melakukan uji sandar di dermaga V pada Selasa lalu dan untuk Salvino pada hari Rabu,” kata Mario Jum’at, 26 Februari 2016.

Menurut Mario, penambahan jumlah kapal yang beroperasi di Selat Sunda tersebut dilakukan untuk menambah pelayanan bagi pengguna jasa pelayaran di lintasan Merak-Bakauheni yang menjadi pelbuhan terpadat. “Jumlah kapal yang ada saat ini sebanyak 57 unit kapal. Jika ditambah dua kapal ini maka tahun 2016 ada sebanyak 59 kapal roro,” ujarnya.

Mario menyatakan, dengan adanya penambahan apasitas tersebut diharapkan mampu mengatasi banyaknya antrian yang selama ini terjadi di Pelabuhan Merak dan Bakaeuni saat angkutan liburan. “Dengan adanya penambahan kapal ini tentunya jumlah armada semakin banyak,” ujarnya.

Sementara itu, General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak Tommy Kaunang mengatakan, selain penambahan kapal, pihaknya juga tengah melakukan persiapan pembangunan dermaga VI dan VII dilanjutkan dengan dermaga VIII, IX dan X. “Untuk dermaga VI tinggal dilanjutkan dan dermaga VII tengah dalam proses mudah-mudahan tahun ini sudah dikerjakan,” katanya.

Menurut Tommy, dengan adanya penambahan armada kapal dan dermaga menjadi salah satu persiapan untuk proses pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan semakin memperlancar transportasi dari Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. “Dengan adanya tol Sumatera pastinya volume kendaraan dan perekonomian masyarakat baik di Jawa maupun Sumatera semakin tinggi sehingga lalu-lintas penyeberangan pun akan berpengaruh,” katanya. (Nur/Sir)