Selain dikenal dengan budaya debusnya, Banten juga menyimpan eksotisme alam yang luar biasa. Jika melancong ke Tanah Ujung Jawa ini, pengunjung akan disuguhi destinasi wisata yang indah, mulai dari pantai berpasir putih, hutan rakyat, tempat bersejarah, hingga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Di Banten Selatan, terdapat Pantai Sawarna dan Pasir Putih di Kecamatan Bayah, Pantai Bagedur di Kecamatan Malingping, yang semuanya terletak di Kabupaten Lebak. Selain wisata alam, Kabupaten Lebak juga menyuguhkan wisata adat seren taun.

Di Pandeglang, terdapat Pantai Pasir Putih Tanjung Lesung. Pada Februari 2015 lalu, Pemerintah Republik Indonesia meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung sebagai kawasan pariwisata kelas dunia. Penetapan KEK Tanjung Lesung tentu menjadi magnet bagi para investor dalam menanamkan modalnya di Banten.A� Bahkan, baru-baru ini, perwakilan kerajaan Arab mengunjungi Tanjung Lesung sebagai destinasi wisata yang potensial untuk investasi.

Untuk sektor pariwisata, peluang investasi masih terbuka luas dan akan terus bergeliat dengan lahirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan dibukanya Jalan Tol Serang-Panimbang serta dibangunnya Bandara Banten Selatan (Bansel) yang dipindah ke daerah Sobang, yang akan menarik jutaan wisatawan mancanegara dan lokal.

Pemerintah Provinsi Banten mengapresiasi pemerintah pusat yang mempercayakan Banten untuk mengelola 12 megaproyek nasional yang masuk ke dalam PMDN sesuai Peraturan Presiden (Perpres) nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional serta Perpres nomor 26 Tahun 2016.

a�?Kita berharap proyek strategis nasional dapat memacu perkembangan daerah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak mengejar ketertinggalan dengan daerah lainnya,a�? kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Wahyu Wardhana baru-baru ini. Menurutnya, iklim investasi di Banten sangat kondusif dan berpotensi menarik lebih banyak investor. Sektor pariwisata berusaha dioptimalkan, terutama KEK Tanjung Lesung yang memungkinkan menarik banyak investor.

Selain itu, banyaknya daerah wisata alam yang belum terjamah oleh manusia atau kerap disebut surga tersembunyi, seperti Pemandian Citaman di Kabupaten Pandeglang, Arung Jeram di Sungai Cibeurang Kabupaten Lebak hingga sepanjang Pantai Sawarna masih menunggu tangan dingin investor untuk mengembangkannya.

Realisasi PMDN pada bidang usaha hotel dan restoran di Banten sepanjang tahun 2016 sebagai fasilitas pendukung sektor pariwisata belum optimal. sedangkan untuk PMA berkembang cukup baik. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi investasi sektor parisata, dengan melakukan pembenahan infrastruktur menuju dan disekitar destinasi wisata, menyiapkan SDM yang siap mengisi lapangan kerja disektor ini, serta upaya secara terus menerus menginformasikan (promosi) peluang investasi ini kepada calon investor, terutama penanam modal dalam negeri.

Realisasi Investasi
Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Banten, total realisasi investasi Provinsi Banten tahun 2016 mencapai Rp. 52,3 triliun dengan 2.980 proyek dari target nasional sebesar Rp. 50 triliun dan target daerah sebesar Rp. 14,1 triliun. Dengan demikian, tingkat capaian realisasi investasi di Banten tahun 2016 sebesar 104,60 persen dari target nasional dan 370,92 persen dari target daerah.

Peningkatan realisasi investasi juga diikuti dengan tingginya minat investor asing dalam menanamkan modalnya di Banten. Berdasarkan LKPM tersebut, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Provinsi Banten tahun 2016 menempati urutan ke-3 setelah DKI Jakarta dengan nilai investasi mencapai 2.912,1 juta US$ dari 2161 proyek. SementaraA� itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Banten berada di peringkat ke-4 dengan nilai investasi mencapai Rp 12,42 triliun dengan 496 proyek.

Sektor Investasi
Adapun sektor investasi yang paling banyak diminati PMDN tahun 2016 ialah industri logam dasar, mesin, dan elektronik sebanyak 86 proyek dengan nilai Rp. 1,7 triliun, disusul oleh industri karet, barang, dan plastik sebanyak 58 proyek dengan nilai investasi Rp. 693,4 miliar dan industri makanan sebanyak 58 proyek dengan nilai investasi Rp. 2,0 triliun.A�A� Sementara itu, sektor yang paling banyak diburu PMA ialah perdagangan dan reparasi sebanyak 447 proyek dengan nilai investasi 27.851 US$, disusul sektor industri logam dasar, mesin, dan elektronik sebanyak 315 proyek dengan nilai investasi 589.646 US$, danA� industri kimia dasar sebanyak 223 proyek dan nilai investasi 1,1 juta US$.

Wilayah Investasi A�
Dari sebaran investasi pada Januari-Desember Tahun 2016, seperti tahun sebelumnya, nilai investasi tertinggi PMA berada di Kota Cilegon dengan nilai investasi sebesar 1,48 miliar US$ dengan 193 proyek, disusul berturut-turut Kabupaten Tangerang sebesar 421 juta US$ dengan 815 proyek, Kabupaten Serang sebesar 338 juta US$A� dengan 330 proyek, Kota Serang sebesar 302 juta US$ dengan 38 proyek, Kota Tangerang 223,8 juta US$ dengan 560 proyek, Kota Tangerang Selatan sebesar 115 juta US$ dengan 194 proyek, Kabupaten Lebak sebesar 26 juta US$ dengan 27 proyek, dan Kabupaten Pandeglang sebesar 1,4 juta US$ dengan 4 proyek.

Pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Kabupaten Tangerang menempati urutan pertama dengan nilai investasi Kabupaten Tangerang sebesar Rp. 6,1 triliun dengan 212 proyek, disusul berturut-turut yakni Kota Tangerang sebesar Rp. 2,4 triliun dengan 111 proyek, Kota Cilegon sebesar Rp. 2,3 triliun dengan 49 proyek, Kabupaten Serang sebesar Rp. 715 miliar dengan 73 proyek, Kabupaten Lebak sebesar Rp. 657 miliar dengan 23 proyek, Kota Serang sebesar Rp. 35,4 miliar dengan 11A� proyek, Kabupaten Pandeglang sebesar Rp. 16,5 miliar dengan 7 proyek, dan Kota Tangerang Selatan sebesar Rp. 2,1 miliar dengan 10 proyek.

Berdasarkan Negara Asal
Sementara itu, berdasarkan negara yang menginvestasikan modalnya di Provinsi Banten, sepanjang tahun ini, Jepang merupakan negara dengan nilai investasi tertinggi sebesar 893,8 juta US$ dengan 227 proyek. Selanjutnya berturut-turut, negara Singapura sebesar 474 juta US$ dengan 412 proyek, R.R Tiongkok sebesar 447,6 juta US$ dengan 220 proyek, British Virgin Islands sebesar 295 juta US$A� dengan 106 proyek, Swiss sebesar 289 juta US$ dengan 28 proyek, Thailand sebesar 191 juta US$A� dengan 28 proyek, dan Malaysia sebesar 96 juta US$A� dengan 104 proyek.A� [Adv]