Serang – Sulitnya menemui dan mendapat akses informasi dari Sekretaris Daerah Provinsi Banten Ranta Soeharta oleh sejumlah awak media untuk memperoleh suatu berita mendapat tanggapan serius dari sejumlah kalangan.

Setelah menjabat sebagai Sekretaris Daerah menggantikan Kurdi Matin, bekas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPMPT) Banten tersebut kerap beralasan a�?gering (sakit)a�? saat ketemu atau dikonfirmasi oleh awak media.

a�?Setiap kali diwawancara selalu saja berasalan sakit. Sekda biasanya bilang a�?gering euya��,a�? ujar Yandhi Deslatama salah satu wartawan media online yang berkantor di Jakarta Selasa, 19 April 2016.

Menurut Yandhi, Ranta sering memberi alasan alias ngeles tidak enak badan saat wartawan ingin menemuinya untuk wawancara. Bahkan, untuk sekedar punya nomor handphonenya saja untuk kebutuhan konfirmasi berita Ranta dinilai sangat tertutup.

a�?Alasan tidak pegang HP, sakit dan tidak enak badan ini terlalu sering, sehingga kami sulit membedakan. Bahkan pada satu kesempatan dia lari dari wartawan saat diberondongan pertanyaan. Saat itu Sekda mengaku sedang nyeuri beuteung (sakit perut),a�? ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Budi Wahyu Iskandar, salah satu wartawan yang bertugas di Pemprov Banten. Budi mengakui, dari semua pejabat dan mantan Sekda Banten, hanya Ranta Soeharta yang sulit ditemui untuk dikonfirmasi. Sikap alergi Ranta terhadap wartawan ini sangat di sayangkan oleh Budi.

a�?Saya kecewa sekali dengan bapak Ranta Soeharta ini. Setiap hendak di temui wartawan, kok malah menghindar. Kan kita disini mau meminta keterangan beliau terkait banyak hal untuk kebutuhan pemberitaan. Sikap ini jauh berbeda dengan Sekda sebelumnya, Kurdi Matin yang mudah dihubungi untuk konfirmasi pemeritaan,a�? katanya.

Sikap alergi Sekda Banten Ranta Soeharta dengan wartawan ini juga di sayangkan oleh Ketua Lembaga Kajian Independen (LKI) Banten Dimas Kusuma. Menurut Dimas, sikap Ranta tersebut dianggap bagian dari menghalangi tugas jurnalistik. a�?Wartawan itu menjalankan tugas berdasarkan undang-undang dan dilindungi Undang-undang. Kalau ngak salah, kenapa mesti menghindar,a�? kata Dimas.

a�?Kalau alergi dengan wartawan, ya tidak usah jadi pejabat. Saya rasa masih banyak orang orang yang berkompeten untuk menjabat sebagai Sekda. Karena bagi saya, pers ini adalah mitra yang selalu melakukan fungsinya mengontrol kinerja. Kalau itu baik, ya lanjutkan. Kalau beritanya buruk, yang pastinya kita lakukan pembenahan agar menjadi lebih baik,a�? ujar Dimas.

Menurutnya, dengan publikasi serta pemberitaan yang berimbang yang di sajikan oleh para awak media ini dapat dijadikan sebagai fungsi kontrol akan kinerja pemerintah kepada masyarakat luas. a�?Saya juga mendengar dari banyak kawan-kawan wartawan baik cetak maupun elektronik di lingkungan Pemprov Banten ini kalau Sekda yang sekarang ini sangat tidak baik dan tidak ramah terhadap jurnalis,a�? katanya. (Sie/Rmd)