Sigmainteraktif.com – Bank Dunia menyebutkan kenaikan harga beras berpotensi mendorong kemiskinan. Lead Economist World Bank Dunia Vivi Alatas mengatakan terdapat beberapa faktor yang membuat orang menjadi miskin, salah satunya bencana alam dan financial shock atau syok keuangan. Syok keuangan yang dimaksud Vivi salah satunya adalah kenaikan harga beras.

“Beras penting bagi seluruh rakyat. 10 persen kenaikan harga beras akan menyebabkan 1,2 juta orang miskin baru, karena tiga perempat orang miskin merupakan pengkonsumsi beras,” kata Vivi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 12 November 2018.

Vivi mengatakan saat harga beras naik ada 3 orang yang dirugikan dan 1 orang diuntungkan dari kenaikan harga beras. Lebih lanjut dua mengatakan harga beras Indonesia 70 persen lebih tinggi dari harga beras internasional.

“Memastikan harga beras affordable adalah salah satu cara untuk memastikan, bahwa kita tidak mudah mendapatkan orang-orang yang tadinya naik kelas menjadi turun lagi,” kata Vivi.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto sebelumnya mengatakan komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan antara lain beras, rokok kretek, telur ayam, daging ayam, mie instan, dan gula pasir. BPS mengklaim tingkat kemiskinan di Indonesia sejak 2002 berangsur menurun.

Tahun ini, penduduk di bawah garis kemiskinan turun hingga 633,2 ribu orang. Jika dibandingkan dengan 2017, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan mencapai 26,58 juta orang. “Maret 2018 penduduk miskin berjumlah 25,95 juta orang,” ujar dia. (Tempo.co/Rmd)