Sigmainteraktif.com – Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada dunia usaha, tapi juga mengubah perilaku pelanggan di seluruh dunia. Pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam menyikapi kesehatan diri dan keluarga, beraktivitas di luar rumah, hingga bertransaksi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk dunia layanan pelanggan.

Seperti dikutip dari Tempo.co Rabu, 2 September 2020, Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB Dr. Megawati Simanjuntak mengatakan produk-produk kesehatan menjadi komoditas yang paling banyak dicari oleh warga selama pandemi COVID-19 ini.

“Senada dengan survei konsumen yang dilakukan oleh Nielsen, produk kesehatan seperti makanan sehat, suplemen, minuman kaya gizi, seperti susu dan yogurt menjadi barang yang paling dicari karena saat ini konsumen lebih fokus pada produk-produk yang memiliki nilai bagi kesehatannya,” kata Megawati dalam seminar daring dalam rangka menyambut Hari Pelanggan Nasional 2020, Selasa, 1 September 2020.

Kesehatan menjadi prioritas masyarakat saat masa pandemi COVID-19 sehingga produk makanan dan minuman sehat kaya gizi seperti susu, suplemen, menjadi hal yang paling dicari oleh konsumen selain produk-produk kebutuhan sanitasi, seperti sabun, tisu, atau pembersih.

Menurut laporan Tinjauan Big Data 2020 terhadap Dampak COVID-19 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan daring di Indonesia pada Februari-Juli 2020 meningkat tajam dibanding penjualan di bulan Januari 2020. Penjualan daring di Indonesia melonjak 320 persen di Maret 2020 dan 480 persen di April 2020, keduanya dibandingkan penjualan daring di awal tahun.

Lembaga survei konsumen Nielsen menyebutkan 30 persen konsumen merencanakan untuk lebih sering berbelanja secara daring sejak pandemi COVID-19 merebak. Dalam satu jurnal yang diterbitkan oleh satu konsultan manajemen multinasional McKinsey, diisyaratkan kecenderungan konsumen yang menomorduakan harga dan lebih mementingkan nilai produk di masa pandemi.

Melihat tren tersebut Megawati menyarankan agar konsumen bersikap cerdas ketika memutuskan berbelanja produk-produk ini secara daring dan jeli memperhatikan dan memahami produk yang ditawarkan penjual. “Apabila ada masalah dalam transaksi barang dan jasa, konsumen dapat membuat pengaduan langsung ke pelaku usaha atau kepada lembaga-lembaga perlindungan konsumen yang ada,” ujarnya.

Lembaga perlindungan konsumen yang dimaksud di antaranya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.

Asupan bergizi (makanan dan minuman), produk-produk sanitasi dan perlengkapan olahraga memang menjadi prioritas masyarakat di saat ini. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga menurut Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) FKM Universitas Indonesia, Ir. Ahmad Syafiq, adalah sebuah perubahan perilaku yang positif.

“Di tengah AKB, masyarakat mau tidak mau harus beradaptasi dan terus mencari informasi tentang kesehatan. Dalam situasi seperti ini menjaga imunitas tubuh menjadi hal yang utama dengan teratur mengasup makanan bergizi,” katanya.

Syafiq juga menambahkan imunitas tubuh bisa dicapai dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung protein hewani dengan kandungan asam amino esensial yang berfungsi memperbaiki sel yang rusak serta menjaga imunitas. Sumber protein hewani banyak ditemui pada susu, daging, dan telur. Namun, asupan gizi harus dibarengi aktivitas fisik dan olahraga rutin agar sistem imunitas dapat bekerja secara optimal. (Tempo/Sir)