Balaraja – Kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Samsat Balaraja selalu menunjukan tren positif. Hal itu dilihat dari selalu tercapainya target pendapatan yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten.

Misalnya pada Tahun Anggaran 2018. Di tahun itu capaian realisasi pendapatan jaub melampaui target yang telah ditetapkan oleh Bapenda Provinsi Banten.

Kepala UPT Samsat Balaraja Kabupaten Tangerang Didi Ciptadi menjelaskan, tahun lalu, total target yang diminta dari Pemprov Banten senilai Rp 1.100.557.440.000. Sedangkan realisasi senilai Rp 1.151.725.402.067. “Kalau dikalkulasi kita sudah melampaui target. Dan jika dipersentasikan mencapai 104,65% dari target,” ujarnya kemarin.

Dia merinci bahwa target pendapatan dari sumber PKB sebesar Rp 547.086.440.000. Dan terealisasi Rp 588.319.109.725,- atau mencapai 107,54%.

Sementara dari sumber pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) 1 kita dibebankan sebesar Rp 534.238.000.000,- dan tercapai hingga Rp 543.912.329.500,- atau jika dipersentasikan dari target mencapai 101,81%.

Memang kata Ika untuk capaian BBNKB II tidak mencapai target. Pada 2018 pada sumber pajak daerah ini kita ditargetkan Rp 12.484.000.000. “Kekurangannya sangat tipis dari target yakni terealisasi Rp12.290.218.000 atau hanya mencapai 98,45%,” ujarnya.

Tetapi jika dikalkulasi target global pajak daerah dari BBNKB I & BBNKB II yang sebesar Rp 546.722.000.000 namun bisa dipastikan sebesar Rp 556.202.547.500. Atau mencapai sebesar 101,73%.

Sementara untuk capain pajak air permukaan (AP) UPT Samsat ditempatnya kata Ika berhasil memungut Rp Rp 7.203.744.841,75 dari yang dibebankan sebesar Rp 6.749.000.000. “Artinya melebihi yang ditargetkan lantaran jika dipersentasikan mencapai 106,74%,” tegasnya

Untuk diketahui, pendapatan daerah Banten tahun 2019 ini ditarget sebesar Rp 11,83 triliun. Terdiri dari Rp 7,34 triliun PAD (62,08 %), dana perimbangan Rp 4,48 triliun (37,87 %), dan lain-lain pendapatan daerah yang sah Rp 6,07 miliar (0,05 %).

Opar mengatakan, untuk target PAD, pajak daerah berkontribusi paling besar sumbangannya yakni mencapai Rp 6,96 triliun. Angka itu meningkat Rp 1,02 triliun dibandingkan tahun lalu. Sedangkan retribusi daerah Rp 18,56 miliar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp 51,61 miliar, dan lain-lain PAD yang sah Rp 281,9 miliar.

Opar menjelaskan, inovasi program itu dilakukan untuk meningkatkan PAD Banten. Sebab dari tahun ke tahun PAD Banten tidak turun, tetapi makin naik karena harus menopang pembangunan di Banten. “Kalau Bapenda kendor, pembangunan akan kendor juga,” katanya. (Adv)